TUGAS INDIVIDU IPS
“KEBUDAYAAN JAWA BARAT”
NAMA: SUSI FEBRINA
KELAS: XII - KEP 1
GURU
PEMBIMBING:
Ibu
NURHAYANI, Spd
SMK KESEHATAN LOGOS
Jl.
Raya Bojonggede No.53 Pabuaran Bogor
Telp/Fax : 021 - 87986655
LAMBANG PROVINSI JAWA BARAT
"Gemah
Ripah Repeh Rapih"
("Makmur Sentosa Sederhana Rapi")
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuk dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas IPS ini untuk penambahan
ilmu pengetahuan di kelas XII. Tugas ini hadir untuk memenuhi keperluan nilai
dan penambahan sebagai salah satu sumber/media pembelajaran dalam meningkatkan
sumber daya manusia pada siswa/i.
Tugas ini berisi tentang sejarah provinsi
Jawa Barat, peralatan yang digunakan, bahasa, dan yang lain sebagainya yang
akan kami ulas di pembahasan materi. Di Tugas ini, kami sebagai penyusun tugas IPS
sangat berterimakasih kepada Ibu guru, karena telah memberi ilmu pengetahuan
kepada kami tentang ilmu pelajaran yang diberikan kepada kami selama ini.
Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam
mengerjakan tugas ini, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun akan kami terima dengan senang hati, guna penyempurnaan tugas-tugas
berikutnya.
23
Januari 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................
2
DAFTAR ISI................................................................................................. 3
1.
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................. 4
1.
LATAR BELAKANG
2.
RUMUSAN MASALAH
3.
TUJUAN PENULISAN
2.
BAB II
PEMBAHASAN
TEORI....................................................................... 7
1.
SEJARAH JAWA BARAT
2.
SISTEM PEREKONOMIAN JAWA BARAT
3.
PENDUDUK DI JAWA BARAT
4.
SISTEM KEPERCAYAAN DI JAWA BARAT
5.
MATA PENCAHARIAN JAWA BARAT
6.
KESENIAN JAWA BARAT
7.
PAKAIAN ADAT JAWA BARAT
8.
RUMAH ADAT JAWA BARAT
9.
SENJATA JAWA BARAT
10. TRANSPORTASI
JAWA BARAT
11. MAKANAN KHAS
JAWA BARAT
3.
BAB III
PENUTUP............................................................................................
16
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN-SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Jawa Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu
kotanya berada di Kota Bandung.
Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi
yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (Staatblad Nomor : 378).
Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan UU No.11 Tahun 1950, tentang
Pembentukan Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah
penduduk terbanyak di Indonesia. Bagian barat laut provinsi Jawa Barat
berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta, ibu kota negara Indonesia. Pada
tahun 2000, Provinsi
Jawa Barat dimekarkan dengan berdirinya Provinsi Banten, yang berada di bagian barat. Saat
ini terdapat wacana untuk mengubah nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Pasundan, dengan memperhatikan aspek
historis wilayah ini. Namun hal ini mendapatkan penentangan dari wilayah
Jawa Barat lainnya seperti Cirebon dimana tokoh masyarakat asal Cirebon
menyatakan bahwa jika nama Jawa Barat diganti dengan nama Pasundan seperti yang
berusaha digulirkan oleh Bapak Soeria Kartalegawa tahun 1947 di Bandung maka
Cirebon akan segera memisahkan diri dari Jawa Barat, karena nama "Pasundan"
berarti (Tanah Sunda) dinilai tidak merepresentasikan keberagaman Jawa Barat
yang sejak dahulu telah dihuni juga oleh Suku Betawi dan Suku Cirebon serta
telah dikuatkan dengan keberadaan Peraturan Daerah (Perda) Jawa Barat No. 5
Tahun 2003 yang mengakui adanya tiga suku asli di Jawa Barat yaitu Suku Betawi
yang berbahasa Melayu dialek Betawi, Suku Sunda yang berbahasa Sunda dan
Suku Cirebon yang berbahasa Bahasa Cirebon (dengan keberagaman
dialeknya).
2.
RUMUSAN
MASALAH
a. Apa
saja unsur-unsur dari daerah Jawa Barat.
b. Apa
mata pencaharian dan sistem ekonomi di masyarakat Jawa Barat.
c. Bahasa
apa yang digunakan masyarakat Jawa Barat.
3.
TUJUAN
PENULISAN
a.
Agar siswa mengetahui unsur-unsur apa saja yang
terkandung di masyarakat.
b.
Untuk mengetahui bagaimana sistem perekonomian dan
kebudayaan di Jawa Barat.
c.
Mengetahui rumah, pakaian, dan senjata khas Jawa
Barat.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
SEJARAH
Temuan
arkeologi di Anyer menunjukkan adanya budaya logam perunggu dan besi sejak
sebelum milenium pertama. Gerabah tanah liat prasejarah zaman Buni (Bekasi
kuno) dapat ditemukan merentang dari Anyer sampai Cirebon. Jawa Barat pada abad ke-5
merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Prasasti
peninggalan Kerajaan Tarumanagara banyak
tersebar di Jawa Barat. Ada tujuh prasasti yang ditulis dalam aksara Wengi
(yang digunkan dalam masa Palawa India) dan bahasa Sansakerta yang sebagian
besar menceritakan para raja Tarumanagara.
Setelah
runtuhnya kerajaan Tarumanagara, kekuasaan
di bagian barat Pulau Jawa dari
Ujung Kulon sampai Kali Serayu dilanjutkan
oleh Kerajaan Sunda. Salah satu prasasti dari zaman
Kerajaan Sunda adalah prasasti Kebon Kopi II yang berasal dari tahun 932.
Kerajaan sunda beribukota di Pakuan Pajajaran (sekarang kota Bogor).
Pada abad
ke-16, Kesultanan Demak tumbuh menjadi saingan ekonomi dan politik Kerajaan
Sunda. Pelabuhan Cerbon (kelak menjadi Kota Cirebon) lepas dari
Kerajaan Sunda karena pengaruh Kesultanan Demak. Pelabuhan ini kemudian tumbuh
menjadi Kesultanan Cirebon yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda.
Pelabuhan Banten juga lepas ke tangan Kesultanan Cirebon dan kemudian tumbuh
menjadi Kesultanan Banten.
Untuk
menghadapi ancaman ini, Sri Baduga Maharaja, raja Sunda saat itu, meminta putranya, Surawisesa untuk
membuat perjanjian pertahanan keamanan dengan orang Portugis di Malakauntuk mencegah jatuhnya pelabuhan
utama, yaitu Sunda Kalapa, kepada
Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak. Pada saat Surawisesa menjadi
raja Sunda, dengan gelar Prabu Surawisesa Jayaperkosa, dibuatlah perjanjian
pertahanan keamanan Sunda-Portugis, yang ditandai dengan Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal,
ditandatangani dalam tahun 1512. Sebagai imbalannya, Portugis diberi akses
untuk membangun benteng dan gudang di Sunda Kalapa serta akses untuk
perdagangan di sana. Untuk merealisasikan perjanjian pertahanan keamanan
tersebut, pada tahun 1522 didirikan suatu monumen batu yang disebut padrão di tepi Ci Liwung.
Meskipun
perjanjian pertahanan keamanan dengan Portugis telah dibuat, pelaksanaannya
tidak dapat terwujud karena pada tahun 1527 pasukan aliansi Cirebon - Demak,
dibawah pimpinan Fatahilah atau Paletehan, menyerang dan menaklukkan pelabuhan
Sunda Kalapa. Perang antara Kerajaan Sunda dan aliansi Cirebon - Demak
berlangsung lima tahun sampai akhirnya pada tahun 1531 dibuat suatu perjanjian
damai antara Prabu Surawisesa dengan Sunan Gunung Jati dari
Kesultanan Cirebon.
Dari tahun
1567 sampai 1579, dibawah pimpinan Raja Mulya, alias Prabu Surya Kencana,
Kerajaan Sunda mengalami kemunduran besar dibawah tekanan Kesultanan Banten.
Setelah tahun 1576, kerajaan Sunda tidak dapat mempertahankan Pakuan Pajajaran,
ibu kota Kerajaan Sunda, dan akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Banten. Zaman
pemerintahan Kesultanan Banten, wilayah Priangan (Jawa Barat bagian tenggara)
jatuh ke tangan Kesultanan Mataram.
Jawa Barat sebagai pengertian
administratif mulai digunakan pada tahun 1925 ketika Pemerintah Hindia Belanda membentuk
Provinsi Jawa Barat.
Pembentukan
provinsi itu sebagai pelaksanaan Bestuur-
shervormingwet tahun 1922, yang membagi Hindia Belanda atas
kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum tahun 1925, digunakan istilah Soendalanden (Tatar Soenda) atau
Pasoendan, sebagai istilah geografi untuk menyebut bagian Pulau Jawa di
sebelah barat Sungai Cilosari dan Citanduy yang sebagian besar dihuni oleh
penduduk yang menggunakan bahasaSunda sebagai bahasa ibu. Pada 17
Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Desember 1949 Jawa Barat menjadi
Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil kesepakatan tiga
pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor
Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh
United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB.
2. SISTEM PEREKONOMIAN JAWA BARAT
Jawa Barat
selama lebih dari tiga dekade telah mengalami perkembangan ekonomi yang pesat.
Saat ini peningkatan ekonomi modern ditandai dengan peningkatan pada sektor
manufaktur dan jasa. Disamping perkembangan sosial dan infrastruktur, sektor
manufaktur terhitung terbesar dalam memberikan kontribusinya melalui investasi,
hampir tigaperempat dari industri-industri manufaktur non minyak berpusat di
sekitar Jawa Barat.PDRB Jawa Barat pada tahun 2003 mencapai Rp.231.764 milyar
(US$ 27.26 Billion) menyumbang 14-15 persen dari total PDB nasional, angka
tertinggi bagi sebuah Provinsi. Bagaimanapun juga karena jumlah penduduk yang
besar, PDB per kapita Jawa Barat adalah Rp. 5.476.034 (US$644.24) termasuk
minyak dan gas, ini menggambarkan 82,4 persen dan 86,1 persen dari rata-rata
nasional. Pertumbuhan ekonomi tahun 2003 adalah 4,21 persen termasuk minyak dan
gas 4,91 persen termasuk minyak dan gas, lebih baik dari Indonesia secara
keseluruhan. (US$1 = Rp. 8.500,-).
3. PENDUDUK DI JAWA BARAT
Sebagian
besar penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda, yang
bertutur menggunakan Bahasa Sunda. Di Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon dan
Kabupaten Kuningan dituturkan bahasa Jawa dialek Cirebon, yang mirip
dengan Bahasa Banyumasan dialek Brebes. Di daerah perbatasan dengan DKI
Jakarta seperti sebagian Kota Bekasi,
Kecamatan Tarumajaya dan Babelan (Kabupaten Bekasi) dan Kota Depok bagian
utara dituturkanBahasa Melayu dialek Betawi. Jawa Barat merupakan wilayah
berkarakteristik kontras dengan dua identitas; masyarakat urban yang sebagian
besar tinggal di wilayah JABOTABEK (sekitar Jakarta) dan masyarakat tradisional
yang hidup di pedesaan yang tersisa.Pada tahun 2002, populasi Jawa Barat
mencapai 37.548.565 jiwa, dengan rata-rata kepadatan penduduk 1.033 jika/km
persegi.Dibandingkan dengan angka pertumbuhan nasional (2,14% per tahun),
Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat terendah, dengan 2,02% per tahun.
Penggunaan
bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun televisi dan
radio lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada
beberapa acaranya, terutama berita dan talk show, misalnya Bandung TV memiliki
program berita menggunakan Bahasa Sunda serta
Cirebon Radio yang Menggunakan ragam Bahasa Cirebon Bagongan maupun
Bebasan. Begitu pula dengan media massa cetak yang menggunakan bahasa sunda,
seperti majalah Manglé dan
majalah Bina Da'wah yang diterbitkan oleh Dewan Da'wah Jawa Barat.
4. SISTEM KEPERCAYAAN DI JAWA BARAT
Orang Jawa Barat sebagian besar secara nominal
menganut agama Islam. Tetapi ada juga yang
menganut agama Protestan dan Katolik. Mereka juga terdapat di daerah pedesaan. Penganut
agama Buddha dan Hindu juga ditemukan pula di
antara masyarakat Jawa Barat. Masyarakat Jawa Barat terkenal akan sifat sinkretisme kepercayaannya. Semua
budaya luar diserap dan ditafsirkan menurut nilai-nilai Jawa Barat sehingga
kepercayaan seseorang kadangkala menjadi kabur.
5. MATA PENCAHARIAN JAWA BARAT
Mata pencaharian pokok orang Sunda pada
umumnya bertani. Diperkirakan ada 85 % penduduk Jawa Barat hidup dari hasil
pertanian. Daerah persawahan di Jawa Barat terbentang di sepanjang daerah
pantai utara dari timur laut serta di pedalaman yang merupakan daerah
pegunungan. Selain bertani juga orang Sunda menguasai usaha bercocok tanam di
ladang.
Untuk mengisi waktu panen penduduk di daerah
melakukan usaha membuat kerajinan tangan seperti membuat anyaman, bordir
pakaian dan sebagainya. Sebagian penduduk ada yang
bermatapencaharian sebagai buruh pabrik, nelayan, pengrajin, guru, pegawai
negeri dan pengusaha.
6. KESENIAN JAWA BARAT
7. PAKAIAN ADAT JAWA BARAT
Pakaian adat Jawa khususnya pakaian
adat Jawa Barat mempunyai ciri khas yaitu penggunaan
kebaya sebagai tanda kentalnya unsur budaya tradisional. Provinsi Jawa Barat
merupakan salah satu provinsi besar di Indonesia yang mempunyai beragam pakaian
tradisional atau pakaian adat. Pakaian adat jawa barat di bagi
menjadi beberapa golongan, seperti pakaian rakyat biasa, pakaian golongan
menengah, dan pakaian adat bangsawan yang hanya dikenakan oleh kaum bangsawan.
8. RUMAH ADAT JAWA BARAT
Secara tradisional rumah orang Sunda
berbentuk panggung dengan ketinggian 0,5 m - 0,8 m atau 1 meter di atas
permukaan tanah. Pada rumah-rumah yang sudah tua usianya, tinggi kolong ada
yang mencapai 1,8 meter. Kolong ini sendiri umumnya digunakan untuk tempat
mengikat binatang-binatang peliharaan seperti sapi, kuda, atau untuk menyimpan
alat-alat pertanian seperti cangkul, bajak, garu dan sebagainya. Untuk naik ke
rumah disediakan tangga yang disebut Golodog yang terbuat dari kayu atau bambu,
yang biasanya terdiri tidak lebih dari tiga anak tangga. Golodog berfungsi juga
untuk membersihkan kaki sebelum naik ke dalam rumah.
9. SENJATA JAWA BARAT
Senjata khas dan unik dari provinsi Jawa Barat adalah kujang. Kujang
mulai dibuat sekitar abad ke-8 atau ke-9. Kujang biasanya terbuat dari besi atau
baja. Panjang kujang sekitar 20 cm hingga 25 cm, dan berat kujang bisa mencapai
300 gram. Selain sebagai senjata, masyarakat Jawa Barat menggunakan kujang juga
sebagaialat pertanian, hiasan, maupun cenderamata. Kujang merupakan alat yang
melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan kebenaran. Pada
zaman dahulu, kujang digunakan oleh orang-orang tertentu saja, misalnya, raja,
prabu anom, golongan pangiwa, penengen, agamawan, serta para putri raja.
Berdasarkan fungsinya, kujang terbagi empat, antara lain: Kujang Pusaka
(lambang keagungan dan pelindungan keselamatan), Kujang Pakarang (untuk
berperang), Kujang Pangarak (sebagai alat upacara) dan Kujang Pamangkas
(sebagai alat berladang). Berdasarkan bentuk bilah, kujang terbagi menjadi Kujang
Jago (menyerupai bentuk ayam jantan), Kujang Ciung (menyerupai burung ciung),
Kujang Kuntul (menyerupai burung kuntul/bango), Kujang Badak (menyerupai
badak), Kujang Naga (menyerupai naga) dan Kujang Bangkong (menyerupai katak).
Di samping itu terdapat pula bilah kujang berbentuk wayang kulit dengan tokoh
wanita sebagai simbol kesuburan.
10. TRANSPORTASI JAWA BARAT
Delman dan
Pedati adalah alat transportasi darat (tradisional) yang ada di Jawa Barat. Dua
alat transportasi inilah yang dulu digunakan oleh Warga Jawa Barat sebelum kini
terisisihkan oleh kendaraan modern seperti mobil dan sepeda motor. Berikut
adalah hasil penelusuran KarIn di Museum Sri Baduga Jawa Barat yang berada di
Jl. BKR. No.195 Bandung ini.
Delman
Kereta pengangkut yang ditarik
kuda atau disebut juga Kretek. Awalnya hanya digunakan oleh kalangan bangsawan.
Kini masih menjadi alat transportasi masyarakat di kawasan Priangan. Asal
muasal: Ciparay, Kab. Bandung.
Pedati
Alat transportasi darat ini
menggunakan sapi atau kerbau sebagai tenaga penariknya. Pada umumnya digunakan
untuk mengakut beban berat, seperti bahan bangunan, hasil bumi dan sebagainya.
Kereta barang ini dijalankan pada malam hari, agar tidak menggangu kelancaran
lalu lintas. Asal muasal : Kabupaten Indramayu.
DELMAN PEDATI
11. MAKANAN KHAS
JAWA BARAT
Berbagai makanan khas Jawa Barat dapat ditemui di berbagai tempat. Mulai
dari makanan dengan rasa yang pedas, asam, hingga manis. Berbagai makanan itu
antara lain angeun hasem, ali agrem, acar lauk, dan acar bonteng. Angen hasem
atau yang lebih dikenal dengan nama sayur asam adalah sejenis campuran berbagai
macam sayur, seperti kacang panjang, kacang tanah, jagung muda, daun melinjo,
serta buah melinjo.
Makanan lainnya adalah ali agrem, yaitu makanan selingan yang terbuat
dari tepung beras. Bentuknya bulat dengan tempat yang kosong di
tengah-tengahnya. Selain itu ada acar lauk, yaitu makanan yang terbuat dari
ikan dan diberikan bumbu. Makanan khas Jawa Barat lain adalah acar bonteng,
yaitu makanan yang terbuat dari bonteng atau ketimun, cengek atau cabai rawit,
serta wortel. Selain itu, makanan khas Sunda yang sering dikenal banyak orang
antara lain nasi timbel, lalapan, serta sambal dadak.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jawa Barat adalah
sebuah provinsi di Indonesia. Ibu
kotanya berada di Kota Bandung.
Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi
yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (Staatblad Nomor : 378).
Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan UU No.11 Tahun 1950, tentang
Pembentukan Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah
penduduk terbanyak di Indonesia.
Temuan
arkeologi di Anyer menunjukkan adanya budaya logam perunggu dan besi sejak
sebelum milenium pertama. Gerabah tanah liat prasejarah zaman Buni (Bekasi
kuno) dapat ditemukan merentang dari Anyer sampai Cirebon. Jawa Barat pada abad ke-5
merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Prasasti
peninggalan Kerajaan Tarumanagara banyak
tersebar di Jawa Barat. Ada tujuh prasasti yang ditulis dalam aksara Wengi
(yang digunkan dalam masa Palawa India) dan bahasa Sansakerta yang sebagian
besar menceritakan para raja Tarumanagara.
B. SARAN
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan kepada pembaca adalah:
1)
Mampu menjaga kebudayaan sendiri agar tidak dijajah
oleh budaya asing.
2)
Mengembangkan hasil kebudayaan murni Indonesia sebagai
landasan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaannya.
3)
Tidak membanding-bandingkan kebudayaan murni kita
dengan budaya asing yang terkenal dengan ke moderenannya.
Daftar pustakan nya mana yah?
BalasHapus