Selasa, 28 Oktober 2014

CARA MENSTERILKAN ALAT KESEHATAN

TUGAS KELOMPOK ALAT KESEHATAN
“CARA MENSTERILKAN ALAT KESEHATAN DI RS ”
NAMA KELOMPOK 1:
·        AVIANI
·        AYUNDYA
·        DIAN LESTARI
·        IKA MUSTIKA
·        FRANSISKA NATALIA
·        SUSI FEBRINA
GURU PEMBIMBING:
Bpk. BUDI BUDIMAN, SKM
SMK KESEHATAN LOGOS
Jl. Raya Bojonggede No.53 Pabuaran Bogor
Telp/Fax : 021 - 87986655
KATA PENGANTAR

       Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuk dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Alat Kesehatan ini untuk penambahan ilmu pengetahuan di kelas XII. Tugas ini hadir untuk memenuhi keperluan nilai dan penambahan sebagai salah satu sumber/media pembelajaran dalam meningkatkan sumber daya manusia peserta didik.
       Tugas ini berisi tentang apa itu Alat Kesehatan, dan bagimana cara mensterilkan alat kesehatan tersebut, dan sebagainya yang akan kami ulas di pembahasan materi. Di Tugas ini, kami sebagai penyusun tugas Alat Kesehatan sangat berterimakasih kepada Bapak guru, karena telah memberi ilmu pengetahuan kepada kami tentang ilmu pelajaran yang diberikan kepada kami selama ini.
       Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam mengerjakan tugas ini, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati, guna penyempurnaan tugas-tugas berikutnya.









15  Maret 2013

                                             Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. 2
DAFTAR ISI.................................................................................................  3
1.     BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................  4
A.    LATAR BELAKANG
B.     RUMUSAN MASALAH
C.     TUJUAN PENULISAN
2.     BAB II
PEMBAHASAN TEORI...................................................................... 5
A.    PENGERTIAN STERILISASI ALAT KESEHATAN
B.     PERSYARATAN MENSTERILKAN ALAT KESEHATAN
C.     TATA LAKSANA DALAM MENSTERILKAN ALAT KESEHATAN
D.    TEHNIK-TEHNIK MENSTERILKAN ALAT KESEHATAN YANG BIASA DILAKUKAN DI RS
3.     BAB III
PENUTUP............................................................................................ 11
4.1        KESIMPULAN
4.2        SARAN-SARAN
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Tugas ini akan membahas mengenai cara sterilisasi alat kedokteran yang biasa dilakukan di rumah sakit atau klinik. Sebagaimana kita ketahui, kebersihan peralatan kedokteran pada suatu instansi pelayanan kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting.
Sterilisasi, adalah suatu proses mematikan segala bentuk kehidupan mikro organisme yang ada dalam sample/contoh, peralatan-peralatan atau lingkungan tertentu. Dalam bidang bakteriologi, kata sterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil agar mencapai tujuan meniadakan atau mematikan semua bentuk kehidupan mikroorganisme.
Tujuan dilakukan sterilisasi alat kedokteran atau alat kesehatan adalah demi keamanan dan kenyamanan bagi pihak dokter maupun pasien pada penggunaan alat kedokteran selama proses tindakan medis agar tidak terjadi infeksi atau penularan bakteri, virus, kuman yang tertinggal dari penggunaan alat kedokteran sebelumnya.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu Alat Kesehatan.
2.      Bagaimana cara mensterilkan Alat Kesehatan tersebut.
3.      Apa yang harus diperhatikan dalam mensterilkan Alat Kesehatan.

C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui bagaimana cara mensterilkan Alat Kesehatan.
2.      Untuk menyiapkann Alat Kesehatan yang siap pakai dan sudah tidak terkontaminasi mikroorganisme.





BAB II
PEMBAHASAN TEORI

A.    PENGERTIAN STERILISASI ALKES
Sterilisasi, adalah suatu proses mematikan segala bentuk kehidupan mikro organisme yang ada dalam sample/contoh, peralatan-peralatan atau lingkungan tertentu. Dalam bidang bakteriologi, kata sterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil agar mencapai tujuan meniadakan atau mematikan semua bentuk kehidupan mikroorganisme.
Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 31 / 50. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi.

B.     PERSYARATAN MENSTERILKAN ALAT KESEHATAN
1.      Sterilisasi peralatan yang berkaitan dengan perawatan pasien secara fisik dengan pemanasan pada suhu ± 121° C selama 30 menit atau pada suhu 134° C selam 13 menit dan harus mengacu pada petunjuk penggunaan alat sterilisasi yang digunakan.
2.      Sterilisasi harus menggunakan disinfektan yang ramah lingkungan.
3.      Petugas sterilisasi harus menggunakan alat pelindung diri dan menguasai prosedur sterilisasi yang aman.
4.      Hasil akhir proses sterilisasi untuk ruang operasi dan ruang isolasi harus bebas dari mikroorganisme hidup.

C.    TATA LAKSANA DALAM MENSTERILKAN ALAT KESEHATAN
1.      Kamar/ruang operasi yang telah dipakai harus dilakukan disinfeksi dan disterilisasi sampai aman untuk dipakai pada operasi berikutnya.
2.      Instrumen dan bahan medis yang dilakukan sterilisasi harus melalui persiapan, meliputi :
a.       Persiapan sterilisasi bahan dan alat sekali pakai. Yaitu: Penataan – Pengemasan – Pelabelan – Sterilisasi
b.      Persiapan sterilisasi instrumen baru : Penataan dilengkapi dengan sarana pengikat (bila diperlukan) - Pelabelan – Sterilisasi
c.       Persiapan sterilisasi instrumen dan bahan lama : Disinfeksi – Pencucian (dekontaminasi) – Pengeringan (pelipatan bila perlu) - Penataan – Pelabelan – Sterilisasi.
3.  Indikasi kuat untuk tindakan disinfeksi/sterilisasi :
a.       Semua peralatan medik atau peralatan perawatan pasien yang dimasukkan ke dalam jaringan tubuh, sistem vaskuler atau melalui saluran darah harus selalu dalam keadaan steril sebelum digunakan.
b.      Semua peralatan yang menyentuh selaput lendir seperti endoskopi, pipa endotracheal harus disterilkan/ didisinfeksi dahulu sebelum digunakan.
c.       Semua peralatan operasi setelah dibersihkan dari jaringan tubuh, darah atau sekresi harus selalu dalam keadaan steril
sebelum dipergunakan.
d.      Semua benda atau alat yang akan disterilkan/didisinfeksi harus terlebih dahulu dibersihkan secara seksama untuk menghilangkan
semua bahan organik (darah dan jaringan tubuh) dan sisa bahan linennya.
e.       Sterilisasi (132° C selama 3 menit pada gravity displacement steam sterilizer) tidak dianjurkan untuk implant.
f.       Setiap alat yang berubah kondisi fisiknya karena dibersihkan, disterilkan atau didisinfeksi tidak boleh dipergunakan lagi. Oleh
karena itu, hindari proses ulang yang dapat mengakibatkan keadan toxin atau mengganggu keamanan dan efektivitas pekerjaan.
g.      Jangan menggunakan bahan seperti linen, dan lainnya yang tidak tahan terhadap sterilisasi, karena akan mengakibatkan
kerusakan seperti kemasannya rusak atau berlubang, bahannya mudah sobek, basah, dan sebagainya.
h.      Penyimpanan peralatan yang telah disterilkan harus ditempatkan pada tempat (lemari) khusus setelah dikemas steril pada ruangan : Dengan suhu 18° C – 22° C dan kelembaban 35% - 75%, ventilasi menggunakan sistem tekanan positif dengan efisiensi partikular antara 90%-95% (untuk partikular 0,5 mikron), dinding dan ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat, dan mudah dibersihkan. Dan barang yang steril disimpan pada jarak 19 cm – 24 cm. Serta lantai minimum 43 cm dari langit-langit dan 5 cm dari dinding serta diupayakan untuk menghindari terjadinya penempelan
debu kemasan.
i.        Pemeliharaan dan cara penggunaan peralatan sterilisasi harus memperhatikan petunjuk dari pabriknya dan harus dikalibrasi
minimal 1 kali satu tahun.
j.        Peralatan operasi yang telah steril jalur masuk ke ruangan harus terpisah dengan peralatan yang telah terpakai.
k.      Sterilisasi dan disinfeksi terhadap ruang pelayanan medis dan peralatan medis dilakukan sesuai permintaan dari kesatuan kerja
pelayanan medis dan penunjang medis.

D.    TEHNIK-TEHNIK DALAM MENSTERILKAN ALAT KESEHATAN YANG BIASA DILAKUKAN DI RS
1.      Cara sterilisasi dengan pemanasan secara kering.
Pemanasan kering tersebut kurang efektif apabila temperatur kurang tinggi. Untuk mencapai efektivitas diperlukan pemanasan mencapai temperatur antara 160°C s/d 180°C. Pada temperatur tersebut akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan; hal tersebut disebabkan terjadinya auto oksidasi sehingga bakteri pathogen dapat terbakar. Pada sistem pemanasan kering terdapat udara; hal mana telah diketahui bahwa udara merupakan penghantar panas yang buruk sehingga sterilisasi melalui pemanasan kering memerlukan waktu cukup lama, rata-rata waktu yang diperlukan 45 menit. Pada temperatur 160°C memerlukan waktu 1 jam, sedangkan pada temperatur 180°C memerlukan waktu 30 menit. Pada Cara pemanasan kering tersebut secara rutin dipergunakan untuk mensterilisasikan peralatan-peralatan pipet, tabung reaksi, stick swab, jarum operasi, jarum suntik, syringe. Oleh karena temperatur tinggi sangat mempengaruhi ketajaman jarum atau gunting maka hindarilah tindakan sterilisasi dengan Cara panas kering terhadap jarum dan gunting.

2.      Cara sterilisasi dengan radiasi.
Dalam mikro biologi radiasi gelombang cahaya yang banyak digunakan adalah pancaran cahaya ultraviolet, gamma atau sinar X dan cahaya matahari. cahaya matahari banyak mengandung cahaya ultraviolet, sehingga secara langsung dapat dipakai untuk proses sterilisasi; hal tersebut telah lama diketahui orang. cahaya ultraviolet bisa diperoleh dengan menggunakan katoda panas (emisi termis) yaitu ke dalam tabung katoda bertekanan rendah diisi dengan uap air raksa; panjang gelombang yang dihasilkan dalam proses tersebut biasanya dalam orde 2.500 s/d 2.600 Angstrom. Lampu merkuri yang banyak terpasang di jalan-jalan sesungguhnya banyak mengandung cahaya ultraviolet. Namun cahaya ultraviolet yang dihasilkan itu banyak diserap oleh tabung gelas yang dilaluinya, sehingga dalam proses sterilisasi hendaknya memperhatikan dosis ultraviolet.
Cahaya ultraviolet yang diserap oleh sel organisme yang hidup, khususnya oleh nukleotida maka elektron-elektron dan molekul sel hidup akan mendapat tambahan energi. Tambahan energi tersebut kadang-kadang cukup kuat untuk mengganggu bahkan merusak ikatan intramolekuler, seperti ikatan atom hidrogen dalam DNA. Perubahan intramolekuler tersebut menyebabkan kematian pada sel-sel tersebut. Beberapa plasma sangat peka terhadap cahaya ultraviolet sehingga mudah menjadi rusak. Cahaya gamma mempunyai tenaga yang lebih besar dan pada cahaya ultraviolet dan merupakan pancaran pengion. Interaksi antara cahaya gamaa dengan materi biologis sangat tinggi sehingga mampu memukul elektron pada kulit atom sehingga menghasilkan pasangan ion (pair production). Cairan sel baik intraselluler maupun ekstraselluler akan terionisasi sehingga menyebabkan kerusakan dan kematian pada mikro organisme tersebut. Sterilisasi dengan penyinaran cahaya gamma berdaya tinggi dipergunakan untuk objek-objek yang tertutup plastik (stick untuk swab, jarum suntik). Untuk makanan maupun obat-obatan tidak boleh menggunakan cahaya gamma untuk sterilisasi oleh karena akan terjadi perubahan struktur kimia pada makanan maupun obat-obatan tersebut.
3.      Cara sterilisasi dengan pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan (auto slave)
Benda yang akan disuci hamakan diletakkan di atas lempengan saringan dan tidak langsung mengenai air di bawahnya. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih (diperkirakan pada suhu 100°C), pada tekanan 15 lb temperatur mencapai 121°C. Organisme yang tidak berspora dapat dimatikan dalam tempo 10 menit saja. Banyak jenis spora hanya dapat mati dengan pemanasan 100°C selama 30 menit tetapi ada beberapa jenis spora dapat bertahan pada temperatur tersebut selama beberapa jam. Spora-spora yang dapat bertahan selama 10 jam pada temperatur 100°C dapat dimatikan hanya dalam waktu 30 menit apabila air yang mendidih tersebut ditambah dengan natrium carbonat (Na2 CO3).
4.      Cara sterilisasi dengan pemanasan secara intermittent/terputus-putus.
John Tyndall (1877) memperoleh dari hasil penelitiannya bahwa pada temperatur didih (100°C) selama 1 jam tidak dapat mematikan semua mikroorganisme tetapi apabila air dididihkan berulang-ulang sampai lima kali dan setiap air mendidih istirahat berlangsung 1 menit akan sangat berhasil untuk mematikan kuman. Hal tersebut dapat dimengerti oleh karena dengan pemanasan intermittent lingkaran hidup pembentukan spora dapat diputuskan.
5.      Cara-cara sterilisasi dengan incineration (pembakaran langsung).
Cara ini dilakukan pada peralatan-peralatan platina, khrome yang akan disteril dapat dilakukan melalui pembakaran • secara langsung pada nyala lampu bunzen hingga mencapai inerah padam. Hanya saja dalam proses pembakaran langsung tersebut peralatan-peralatan tersebut lama kelamaan menjadi rusak. Keurtungannya: mikroorganisme akan hancur semuanya.
6.      Cara-cara sterilisasi dengan filtrasi (filtration).
Cara filtrasi berbeda dengan cara pemanasan. Sterilisasi dengan Cara pemanasan dapat mematikan mikroorganisme tetapi mikroorganisme yang mati tetap berada pada material tersebut, sedangkan sterilisasi dengan Cara filtrasi mikroorganisme tetap hidur hanya dipisahkan dari material. Bahan filter/filtrasi adalah scjenis porselin yang berpori yang dibuat khusus dari masing-masing pabrik. Beberapa jenis filter yang biasa digunakan adalah : Filter Berkefeld V., Filter Coarse N, M dan W, Filter Fine, Filter Chamberland, Filter Seitz, Filter Sintered glass. Cara filtrasi tersebut hanya dipakai untuk sterilisasi larutan gula, cairan lainnya seperti serum atau sterilisasi hasil produksi mikroorganisme seperti enzym dan exotoxin dan untuk memisahkan fitrable virus dan bakteria dan organisme lainnya.



BAB III
PENUTUP

1)      KESIMPULAN
Sterilisasi, adalah suatu proses mematikan segala bentuk kehidupan mikro organisme yang ada dalam sample/contoh, peralatan-peralatan atau lingkungan tertentu. Dalam bidang bakteriologi, kata sterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil agar mencapai tujuan meniadakan atau mematikan semua bentuk kehidupan mikroorganisme.
Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 31 / 50. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi.
Tujuan dilakukan sterilisasi alat kedokteran atau alat kesehatan adalah demi keamanan dan kenyamanan bagi pihak dokter maupun pasien pada penggunaan alat kedokteran selama proses tindakan medis agar tidak terjadi infeksi atau penularan bakteri, virus, kuman yang tertinggal dari penggunaan alat kedokteran sebelumnya.

2)      SARAN
a.       Bagi Siswa
·         Diharapkan siswa mampu menjelaskan tentang cara-cara penyeterilan alat kesehatan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
·         Dapat menjadi asistan perawat yang mengerti tentang prosedur penyeterilan alat kesehatan di RS
b.      Bagi Sekolah:
·         Mampu mendidik siswa/i agar menjadi asistan perawat yang mengerti hal-hal yang dilakukan perawat lain di RS.
·         Mengembangkan ilmu dasar, menjadi ilmu nyata pada diri masing-masing siswa/i.


3 komentar:

  1. Menurut saya, metode yang cukup efektif dalam sterilisasi alat - alat medis yaitu menggunakan Autoclave. Sebagaimana sudah dijelaskan diatas bahawa prinsip kerja autoclave yaitu dengan pemanasan dan tekanan tinggi. Lebih lanjut bisa dibaca di sini Pengertian Autoclave

    BalasHapus