TUGAS KELOMPOK ALAT KESEHATAN
“CARA MENSTERILKAN ALAT KESEHATAN DI RS ”
NAMA KELOMPOK
1:
·
AVIANI
·
AYUNDYA
·
DIAN LESTARI
·
IKA MUSTIKA
·
FRANSISKA NATALIA
·
SUSI FEBRINA
GURU PEMBIMBING:
Bpk. BUDI BUDIMAN,
SKM
SMK KESEHATAN LOGOS
Jl. Raya Bojonggede No.53 Pabuaran
Bogor
Telp/Fax : 021 - 87986655
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuk dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Alat Kesehatan ini untuk
penambahan ilmu pengetahuan di kelas XII. Tugas ini hadir untuk memenuhi
keperluan nilai dan penambahan sebagai salah satu sumber/media pembelajaran
dalam meningkatkan sumber daya manusia peserta didik.
Tugas ini berisi tentang apa itu Alat
Kesehatan, dan bagimana cara mensterilkan alat kesehatan tersebut, dan
sebagainya yang akan kami ulas di pembahasan materi. Di Tugas ini, kami sebagai
penyusun tugas Alat Kesehatan sangat berterimakasih kepada Bapak guru, karena
telah memberi ilmu pengetahuan kepada kami tentang ilmu pelajaran yang diberikan
kepada kami selama ini.
Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam
mengerjakan tugas ini, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun akan kami terima dengan senang hati, guna penyempurnaan tugas-tugas
berikutnya.
15 Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................
2
DAFTAR ISI................................................................................................. 3
1.
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................. 4
A.
LATAR BELAKANG
B.
RUMUSAN MASALAH
C.
TUJUAN PENULISAN
2.
BAB II
PEMBAHASAN
TEORI...................................................................... 5
A.
PENGERTIAN STERILISASI ALAT
KESEHATAN
B.
PERSYARATAN MENSTERILKAN
ALAT KESEHATAN
C.
TATA LAKSANA DALAM
MENSTERILKAN ALAT KESEHATAN
D.
TEHNIK-TEHNIK MENSTERILKAN
ALAT KESEHATAN YANG BIASA DILAKUKAN DI RS
3.
BAB III
PENUTUP............................................................................................
11
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN-SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Tugas
ini akan membahas mengenai cara sterilisasi alat
kedokteran yang biasa dilakukan di rumah sakit atau
klinik. Sebagaimana kita ketahui, kebersihan peralatan kedokteran pada suatu
instansi pelayanan kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting.
Sterilisasi, adalah suatu proses mematikan segala bentuk
kehidupan mikro organisme yang ada dalam sample/contoh, peralatan-peralatan
atau lingkungan tertentu. Dalam bidang bakteriologi, kata sterilisasi sering
dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil agar mencapai tujuan
meniadakan atau mematikan semua bentuk kehidupan mikroorganisme.
Tujuan
dilakukan sterilisasi alat kedokteran atau alat kesehatan adalah demi keamanan
dan kenyamanan bagi pihak dokter maupun pasien pada penggunaan alat kedokteran
selama proses tindakan medis agar tidak terjadi infeksi atau penularan bakteri,
virus, kuman yang tertinggal dari penggunaan alat kedokteran sebelumnya.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Alat Kesehatan.
2. Bagaimana cara mensterilkan Alat
Kesehatan tersebut.
3. Apa yang harus diperhatikan dalam
mensterilkan Alat Kesehatan.
C.
TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk mengetahui bagaimana
cara mensterilkan Alat Kesehatan.
2.
Untuk menyiapkann Alat
Kesehatan yang siap pakai dan sudah tidak terkontaminasi mikroorganisme.
BAB II
PEMBAHASAN
TEORI
A. PENGERTIAN STERILISASI ALKES
Sterilisasi, adalah suatu proses mematikan segala bentuk
kehidupan mikro organisme yang ada dalam sample/contoh, peralatan-peralatan
atau lingkungan tertentu. Dalam bidang bakteriologi, kata sterilisasi sering
dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil agar mencapai tujuan
meniadakan atau mematikan semua bentuk kehidupan mikroorganisme.
Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 31 / 50. Sterilisasi adalah upaya
untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi.
B. PERSYARATAN
MENSTERILKAN ALAT KESEHATAN
1.
Sterilisasi peralatan yang berkaitan dengan perawatan
pasien secara fisik dengan pemanasan pada suhu ± 121° C selama 30 menit atau pada
suhu 134° C selam 13 menit dan harus mengacu pada petunjuk penggunaan alat
sterilisasi yang digunakan.
2.
Sterilisasi harus menggunakan disinfektan yang ramah
lingkungan.
3.
Petugas sterilisasi harus menggunakan alat pelindung
diri dan menguasai prosedur sterilisasi yang aman.
4.
Hasil akhir proses sterilisasi untuk ruang operasi dan
ruang isolasi harus bebas dari mikroorganisme hidup.
C. TATA LAKSANA DALAM MENSTERILKAN ALAT KESEHATAN
1.
Kamar/ruang operasi yang telah dipakai harus dilakukan
disinfeksi dan disterilisasi sampai aman untuk dipakai pada operasi berikutnya.
2.
Instrumen dan bahan medis yang dilakukan sterilisasi
harus melalui persiapan, meliputi :
a.
Persiapan sterilisasi bahan dan alat sekali pakai.
Yaitu: Penataan – Pengemasan – Pelabelan – Sterilisasi
b.
Persiapan sterilisasi instrumen baru : Penataan
dilengkapi dengan sarana pengikat (bila diperlukan) - Pelabelan – Sterilisasi
c.
Persiapan sterilisasi instrumen dan bahan lama : Disinfeksi
– Pencucian (dekontaminasi) – Pengeringan (pelipatan bila perlu) - Penataan –
Pelabelan – Sterilisasi.
3. Indikasi kuat untuk tindakan disinfeksi/sterilisasi
:
a.
Semua peralatan medik atau peralatan perawatan pasien
yang dimasukkan ke dalam jaringan tubuh, sistem vaskuler atau melalui saluran
darah harus selalu dalam keadaan steril sebelum digunakan.
b.
Semua peralatan yang menyentuh selaput lendir seperti
endoskopi, pipa endotracheal harus disterilkan/ didisinfeksi dahulu sebelum
digunakan.
c.
Semua peralatan operasi setelah dibersihkan dari
jaringan tubuh, darah atau sekresi harus selalu dalam keadaan steril
sebelum dipergunakan.
sebelum dipergunakan.
d.
Semua benda atau alat yang akan
disterilkan/didisinfeksi harus terlebih dahulu dibersihkan secara seksama untuk
menghilangkan
semua bahan organik (darah dan jaringan tubuh) dan sisa bahan linennya.
semua bahan organik (darah dan jaringan tubuh) dan sisa bahan linennya.
e.
Sterilisasi (132° C selama 3 menit pada gravity
displacement steam sterilizer) tidak dianjurkan untuk implant.
f.
Setiap alat yang berubah kondisi fisiknya karena
dibersihkan, disterilkan atau didisinfeksi tidak boleh dipergunakan lagi. Oleh
karena itu, hindari proses ulang yang dapat mengakibatkan keadan toxin atau mengganggu keamanan dan efektivitas pekerjaan.
karena itu, hindari proses ulang yang dapat mengakibatkan keadan toxin atau mengganggu keamanan dan efektivitas pekerjaan.
g.
Jangan menggunakan bahan seperti linen, dan lainnya
yang tidak tahan terhadap sterilisasi, karena akan mengakibatkan
kerusakan seperti kemasannya rusak atau berlubang, bahannya mudah sobek, basah, dan sebagainya.
kerusakan seperti kemasannya rusak atau berlubang, bahannya mudah sobek, basah, dan sebagainya.
h.
Penyimpanan peralatan yang telah disterilkan harus
ditempatkan pada tempat (lemari) khusus setelah dikemas steril pada ruangan : Dengan
suhu 18° C – 22° C dan kelembaban 35% - 75%, ventilasi menggunakan sistem
tekanan positif dengan efisiensi partikular antara 90%-95% (untuk partikular
0,5 mikron), dinding dan ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat, dan mudah
dibersihkan. Dan barang yang steril disimpan pada jarak 19 cm – 24 cm. Serta lantai
minimum 43 cm dari langit-langit dan 5 cm dari dinding serta diupayakan untuk
menghindari terjadinya penempelan
debu kemasan.
debu kemasan.
i.
Pemeliharaan dan cara penggunaan peralatan sterilisasi
harus memperhatikan petunjuk dari pabriknya dan harus dikalibrasi
minimal 1 kali satu tahun.
minimal 1 kali satu tahun.
j.
Peralatan operasi yang telah steril jalur masuk ke
ruangan harus terpisah dengan peralatan yang telah terpakai.
k.
Sterilisasi dan disinfeksi terhadap ruang pelayanan
medis dan peralatan medis dilakukan sesuai permintaan dari kesatuan kerja
pelayanan medis dan penunjang medis.
pelayanan medis dan penunjang medis.
D. TEHNIK-TEHNIK DALAM MENSTERILKAN ALAT KESEHATAN YANG
BIASA DILAKUKAN DI RS
1.
Cara
sterilisasi dengan pemanasan secara kering.
Pemanasan kering tersebut kurang efektif apabila temperatur
kurang tinggi. Untuk mencapai efektivitas diperlukan pemanasan mencapai
temperatur antara 160°C s/d 180°C. Pada temperatur tersebut akan menyebabkan
kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan; hal tersebut disebabkan terjadinya
auto oksidasi sehingga bakteri pathogen dapat terbakar. Pada sistem pemanasan
kering terdapat udara; hal mana telah diketahui bahwa udara merupakan
penghantar panas yang buruk sehingga sterilisasi melalui pemanasan kering
memerlukan waktu cukup lama, rata-rata waktu yang diperlukan 45 menit. Pada
temperatur 160°C memerlukan waktu 1 jam, sedangkan pada temperatur 180°C
memerlukan waktu 30 menit. Pada Cara pemanasan kering tersebut secara rutin
dipergunakan untuk mensterilisasikan peralatan-peralatan pipet, tabung reaksi,
stick swab, jarum operasi, jarum suntik, syringe. Oleh karena temperatur tinggi
sangat mempengaruhi ketajaman jarum atau gunting maka hindarilah tindakan
sterilisasi dengan Cara panas kering terhadap jarum dan gunting.
2. Cara sterilisasi dengan radiasi.
Dalam mikro biologi radiasi gelombang cahaya yang banyak
digunakan adalah pancaran cahaya ultraviolet, gamma atau sinar X dan cahaya
matahari. cahaya matahari banyak mengandung cahaya ultraviolet, sehingga secara
langsung dapat dipakai untuk proses sterilisasi; hal tersebut telah lama
diketahui orang. cahaya ultraviolet bisa diperoleh dengan menggunakan katoda
panas (emisi termis) yaitu ke dalam tabung katoda bertekanan rendah diisi
dengan uap air raksa; panjang gelombang yang dihasilkan dalam proses tersebut
biasanya dalam orde 2.500 s/d 2.600 Angstrom. Lampu merkuri yang banyak
terpasang di jalan-jalan sesungguhnya banyak mengandung cahaya ultraviolet.
Namun cahaya ultraviolet yang dihasilkan itu banyak diserap oleh tabung gelas
yang dilaluinya, sehingga dalam proses sterilisasi hendaknya memperhatikan
dosis ultraviolet.
Cahaya ultraviolet yang diserap oleh sel organisme yang hidup, khususnya oleh nukleotida maka elektron-elektron dan molekul sel hidup akan mendapat tambahan energi. Tambahan energi tersebut kadang-kadang cukup kuat untuk mengganggu bahkan merusak ikatan intramolekuler, seperti ikatan atom hidrogen dalam DNA. Perubahan intramolekuler tersebut menyebabkan kematian pada sel-sel tersebut. Beberapa plasma sangat peka terhadap cahaya ultraviolet sehingga mudah menjadi rusak. Cahaya gamma mempunyai tenaga yang lebih besar dan pada cahaya ultraviolet dan merupakan pancaran pengion. Interaksi antara cahaya gamaa dengan materi biologis sangat tinggi sehingga mampu memukul elektron pada kulit atom sehingga menghasilkan pasangan ion (pair production). Cairan sel baik intraselluler maupun ekstraselluler akan terionisasi sehingga menyebabkan kerusakan dan kematian pada mikro organisme tersebut. Sterilisasi dengan penyinaran cahaya gamma berdaya tinggi dipergunakan untuk objek-objek yang tertutup plastik (stick untuk swab, jarum suntik). Untuk makanan maupun obat-obatan tidak boleh menggunakan cahaya gamma untuk sterilisasi oleh karena akan terjadi perubahan struktur kimia pada makanan maupun obat-obatan tersebut.
Cahaya ultraviolet yang diserap oleh sel organisme yang hidup, khususnya oleh nukleotida maka elektron-elektron dan molekul sel hidup akan mendapat tambahan energi. Tambahan energi tersebut kadang-kadang cukup kuat untuk mengganggu bahkan merusak ikatan intramolekuler, seperti ikatan atom hidrogen dalam DNA. Perubahan intramolekuler tersebut menyebabkan kematian pada sel-sel tersebut. Beberapa plasma sangat peka terhadap cahaya ultraviolet sehingga mudah menjadi rusak. Cahaya gamma mempunyai tenaga yang lebih besar dan pada cahaya ultraviolet dan merupakan pancaran pengion. Interaksi antara cahaya gamaa dengan materi biologis sangat tinggi sehingga mampu memukul elektron pada kulit atom sehingga menghasilkan pasangan ion (pair production). Cairan sel baik intraselluler maupun ekstraselluler akan terionisasi sehingga menyebabkan kerusakan dan kematian pada mikro organisme tersebut. Sterilisasi dengan penyinaran cahaya gamma berdaya tinggi dipergunakan untuk objek-objek yang tertutup plastik (stick untuk swab, jarum suntik). Untuk makanan maupun obat-obatan tidak boleh menggunakan cahaya gamma untuk sterilisasi oleh karena akan terjadi perubahan struktur kimia pada makanan maupun obat-obatan tersebut.
3. Cara sterilisasi dengan pemanasan dengan uap air
dan pengaruh tekanan (auto slave)
Benda yang akan disuci hamakan diletakkan di atas lempengan
saringan dan tidak langsung mengenai air di bawahnya. Pemanasan dilakukan
hingga air mendidih (diperkirakan pada suhu 100°C), pada tekanan 15 lb
temperatur mencapai 121°C. Organisme yang tidak berspora dapat dimatikan dalam
tempo 10 menit saja. Banyak jenis spora hanya dapat mati dengan pemanasan 100°C
selama 30 menit tetapi ada beberapa jenis spora dapat bertahan pada temperatur
tersebut selama beberapa jam. Spora-spora yang dapat bertahan selama 10 jam
pada temperatur 100°C dapat dimatikan hanya dalam waktu 30 menit apabila air
yang mendidih tersebut ditambah dengan natrium carbonat (Na2 CO3).
4. Cara sterilisasi dengan pemanasan secara
intermittent/terputus-putus.
John Tyndall (1877) memperoleh dari hasil penelitiannya bahwa
pada temperatur didih (100°C) selama 1 jam tidak dapat mematikan semua
mikroorganisme tetapi apabila air dididihkan berulang-ulang sampai lima kali
dan setiap air mendidih istirahat berlangsung 1 menit akan sangat berhasil
untuk mematikan kuman. Hal tersebut dapat dimengerti oleh karena dengan
pemanasan intermittent lingkaran hidup pembentukan spora dapat diputuskan.
5. Cara-cara sterilisasi dengan incineration
(pembakaran langsung).
Cara ini dilakukan
pada peralatan-peralatan platina, khrome yang akan
disteril dapat dilakukan melalui pembakaran • secara langsung pada nyala lampu
bunzen hingga mencapai inerah padam. Hanya saja dalam proses pembakaran
langsung tersebut peralatan-peralatan tersebut lama kelamaan menjadi rusak.
Keurtungannya: mikroorganisme akan hancur semuanya.
6.
Cara-cara
sterilisasi dengan filtrasi (filtration).
Cara filtrasi berbeda dengan cara pemanasan. Sterilisasi dengan
Cara pemanasan dapat mematikan mikroorganisme tetapi mikroorganisme yang mati
tetap berada pada material tersebut, sedangkan sterilisasi dengan Cara filtrasi
mikroorganisme tetap hidur hanya dipisahkan dari material. Bahan
filter/filtrasi adalah scjenis porselin yang berpori yang dibuat khusus dari
masing-masing pabrik. Beberapa jenis filter yang biasa digunakan adalah :
Filter Berkefeld V., Filter Coarse N, M dan W, Filter Fine, Filter Chamberland,
Filter Seitz, Filter Sintered glass. Cara filtrasi tersebut hanya dipakai untuk
sterilisasi larutan gula, cairan lainnya seperti serum atau sterilisasi hasil
produksi mikroorganisme seperti enzym dan exotoxin dan untuk memisahkan
fitrable virus dan bakteria dan organisme lainnya.
BAB
III
PENUTUP
1)
KESIMPULAN
Sterilisasi, adalah suatu proses mematikan segala bentuk
kehidupan mikro organisme yang ada dalam sample/contoh, peralatan-peralatan
atau lingkungan tertentu. Dalam bidang bakteriologi, kata sterilisasi sering
dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil agar mencapai tujuan
meniadakan atau mematikan semua bentuk kehidupan mikroorganisme.
Menurut Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 31 / 50. Sterilisasi adalah upaya
untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi.
Tujuan
dilakukan sterilisasi alat kedokteran atau alat kesehatan adalah demi keamanan
dan kenyamanan bagi pihak dokter maupun pasien pada penggunaan alat kedokteran
selama proses tindakan medis agar tidak terjadi infeksi atau penularan bakteri,
virus, kuman yang tertinggal dari penggunaan alat kedokteran sebelumnya.
2)
SARAN
a. Bagi
Siswa
·
Diharapkan siswa mampu menjelaskan
tentang cara-cara penyeterilan alat kesehatan sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
·
Dapat menjadi asistan perawat yang
mengerti tentang prosedur penyeterilan alat kesehatan di RS
b. Bagi
Sekolah:
·
Mampu mendidik siswa/i agar menjadi
asistan perawat yang mengerti hal-hal yang dilakukan perawat lain di RS.
·
Mengembangkan ilmu dasar, menjadi ilmu
nyata pada diri masing-masing siswa/i.
Metode Pengobatan Ayan Dengan Menggunakan Ganja
BalasHapusJual alat kesehatan, toko alat kesehatan murah,
BalasHapusMenurut saya, metode yang cukup efektif dalam sterilisasi alat - alat medis yaitu menggunakan Autoclave. Sebagaimana sudah dijelaskan diatas bahawa prinsip kerja autoclave yaitu dengan pemanasan dan tekanan tinggi. Lebih lanjut bisa dibaca di sini Pengertian Autoclave
BalasHapus