Inti sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah landasan manusia. Maka
konsekuensinya dalam setiap aspek penyelengaraan Negara antara lain hakikat
Negara, bentuk Negara, tujuan Negara , kekuasaan Negara, moral Negara dan para
penyelenggara Negara dan lain-lainnya harus sesuai dengan sifat-sifat dan
hakikat manusia. Hal ini dapat dipahami karena Negara adalah lembaga masyarakat
yang terdiri atas manusia-manusia, dibentuk oleh anusia untuk memanusia dan
mempunyai suatu tujuan bersama untuk manusia pula. Maka segala aspek
penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan hakikat dan sifat-sifat manusia
Indonesia yang monopluralis , terutama dalam pengertian yang lebih sentral
pendukung pokok Negara berdasarkan sifat kodrat manusia monodualis yaitu
manusia sebagai individu dan makhluk social.
Oleh karena itu dalam kaitannya dengan hakikat Negara harus sesuai dengan
hakikat sifat kodrat manusia yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk social.
Maka bentuk dan sifat Negara Indonesia bukanlah Negara individualis yang hanya
menekankan sifat makhluk individu, namaun juga bukan Negara klass yang hanya
menekankan sifat mahluk social , yang berarti manusia hanya berarti bila ia
dalam masyarakat secara keseluruhan . maka sifat dan hakikat Negara Indonesia
adalah monodualis yaitu baik sifat kodrat individu maupun makhluk social secara
serasi, harmonis dan seimbang. Selain itu hakikat dan sifat Negara Indonesia
bukan hanya menekan kan segi kerja jasmani belaka, atau juga bukan hanya
menekankan segi rohani nya saja, namun sifat Negara harus sesuai dengan kedua
sifat tersebut yaitu baik kerja jasmani maupun kejiwaan secara serasi dan
seimbang, karena dalam praktek pelaksanaannya hakikat dan sifat Negara harus
sesuai dengan hakikat kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk berdiri seniri
dan makhluk tuhan.
Berikut, contoh dari
sila kemanusiaan yang adil dan beradab:
Warga Sesait
Gotong Royong Bangun Jembatan
Sesait,(SK),--- Pembangunan Jembatan Lokok
Drangga yang menghubungkan Desa Dangiang,Desa Gumantar dan Desa Sesait, Selasa
(18/09/2012) melibatkan warga Sesait,Tukak Bendu, Kebaloan,Lokok Bilok dan
Lokok Sutrang.
Pembangunan jembatan tersebut merupakan awal dari sebuah kemajuan suatu daerah yang selama ini masih terisolasi. Pembangunan Jembatan Lokok Drangga ini memang sudah lama di idam-idamkan oleh masyarakat setempat, terutama warga Sesait dan Kebaloan yang tinggal di seberang Lokok Drangga.
Pembangunan jembatan tersebut merupakan awal dari sebuah kemajuan suatu daerah yang selama ini masih terisolasi. Pembangunan Jembatan Lokok Drangga ini memang sudah lama di idam-idamkan oleh masyarakat setempat, terutama warga Sesait dan Kebaloan yang tinggal di seberang Lokok Drangga.
Keinginan warga masyarakat Sesait dan sekitarnya ini
untuk memiliki jembatan penyeberangan di Lokok Drangga ini butuh waktu yang
lama hingga terwujud.Sejak tahun 1940-an, warga masyarakat yang memiliki tanah
ladang yang kini sudah menjadi sawah irigasi di seberang lokok Drangga ini,
yang pada waktu itu masih sepi dan tidak terbayang di hati bahwa kelak di
kemudian hari akan di bangun Jembatan di Lokok Drangga ini.
Melalui dana aspirasi DPRD KLU tahun anggaran 2012
sebesar 100 juta lebih akhirnya keinginan warga masyarakat Sesait untuk
membangun jembatan penyeberangan terwujud.Ini dibuktikan dengan
dimulainya pengecoran perdana Selasa (18/09/2012) melibatkan warga Sesait,Tukak
Bendu, Kebaloan,Lokok Bilok dan Lokok Sutrang dan dihadiri perwakilan dari
Pemerintah Kecamatan Kayangan.Selain itu, hadir pula salah seorang sesepuh
tokoh adat gumi paer wet Sesait Djekat DW yang juga anggota DPRD KLU dari
Fraksi Golkar.
Menurut Sutiawan (43) salah seorang tokoh masyarakat
Desa Sesait ketika di temui di sela-sela kesibukannya ikut berbaur dengan warga
masyarakat bergotong royong di lokasi pembangunan jembatan Lokok Drangga
tersebut menyatakan, sangat mendukung dan menyambut baik program ini.Hal
tersebut katanya karena dengan adanya program aspirasi seperti ini tentunya
akan dapat menunjang kelancaran perekonomian masyarakat setempat.
Dikatakan, disamping dana aspirasi DPRD KLU yang
dipergunakan untuk pembangunan jembatan Lokok Drangga ini, di harapkan juga ada
bantuan pentalangan dana dari sumber lainnya,seperti dari ADD,PNPM dan lainnya.
“Kami harapkan agar program seperti ini terus berlanjut,
karena di lihat dari manfaatnya sangat positif bagi kepentingan dan
kesejahteraan masyarakat setempat,”katanya.
“Memang ini yang harus di wujudkan oleh wakil kita di
DPRD KLU.Jika program ini bisa berlanjut,saya yakin 5 tahun kedepan ekonomi mayarakat
tentu semakin lebih baik, ”sambungnya penuh keyakinan.
Kepala Dusun Tukak Bendu Sukawadi mengatakan,
pembangunan jembatan Lokok Drangga ini sangat bermanfaat bagi lancarnya
perekonomian masyarakat di sekitarnya.Disamping itu,menurut Keliang yang kembali
di percaya memimpin Dusun Tukak Bendu untuk periode yang kedua ini mengaku,
dengan dibangunnya jembatan ini, maka Desa Sesait akan terhubungkan dengan
tujuh jalur menuju empat desa terdekat lainnya, seperti Desa Dangiang,Desa
Gumantar, Desa Desa Santong dan Desa Kayangan.
“Sudah tidak bisa di bayangkan, 5 – 10 tahun kedepan, bagaimana jadinya kemajuan daerah ini,”terangnya.
“Sudah tidak bisa di bayangkan, 5 – 10 tahun kedepan, bagaimana jadinya kemajuan daerah ini,”terangnya.
Sebagaimana diketahui bahwa, sumber dana untuk
pembangunan Jembatan Lokok Drangga ini berasal dari dana aspirasi DPRD KLU yang
diperuntukkan bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Sehingga
partisipasi masyarakat dalam pengerjaan pembangunan jembatan ini sangat
tinggi.Ini terbukti dengan banyaknya warga masyarakat yang hadir dalam
pengecoran minggu lalu.
Sukawadi mengatakan, menurut perkiraan PU bahwa pembangunan jembatan Lokok Drangga diperkiran menelan biaya lebih dari 200 juta rupiah, bahkan lebih dari itu.Tapi karena ini ada partisipasi dan dukungan dari seluruh masyarakat dalam pengerjaannya, maka Insya Allah pembangunan jembatan ini bisa selesai pada waktunya.
Sukawadi mengatakan, menurut perkiraan PU bahwa pembangunan jembatan Lokok Drangga diperkiran menelan biaya lebih dari 200 juta rupiah, bahkan lebih dari itu.Tapi karena ini ada partisipasi dan dukungan dari seluruh masyarakat dalam pengerjaannya, maka Insya Allah pembangunan jembatan ini bisa selesai pada waktunya.
Diakui Sukawadi, dana aspirasi
tersebut hanya untuk pengadaan material saja seperti
batu,pasir,kerikil,semen,besi dan lainnya, selebihnya swadaya gotong royong
masyarakat.Disamping itu, belum termasuk tanah urug untuk penimbunan yang
diperkirakan lebih dari 300 dum truck tanah urug.Itu pun belum bisa di
pastikan, kata Kemong yang ikut mendampingi Kadus Tukak Bendu di lokasi
pengecoran Pembangunan Jembatan Lokok Drangga yang berukuran panjang 6 m x 3,5 m
dan tinggi 3 m itu.
“Jalan ini adalah salah satu asset perekonomian Desa
Sesait, dimana 70 % penduduk Sesait dan sekitarnya memiliki tanah sawah di
sebelah timur Lokok Drangga ini,”jelas Suka.
Sekitar 50 m kearah timur dari
lokasi pembangunan Jembatan Lokok Drangga itu, Suka menyebutkan akan di bangun
juga jembatan yang sama dengan sumber bantuan dana dari ADD tahun 2012 untuk
termin kedua.”Ini adalah bentuk perhatian Pemerintah untuk mensejeahterakan
rakyatnya,”katanya.(Eko).
IDUL
FITRI, CONTOH TOLERANSI BERAGAMA DI INDONESIA
Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar RI
untuk Bulgaria, Immanuel Robert Inkiriwang, mengatakan bahwa perayaan Idul
Fitri di Indonesia selain merupakan hari besar bagi umat Muslimyang merupakan
salah satu contoh toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Hal itu disampaikannya kepada para tamu dan
undangan pada acara silaturahim menyambut Idul Fitri 1 Syawal 1431 H di Wisma
Duta di Sofia, Bulgaria, ujar Sekretaris Tiga Kedutaan Besar Republik Indonesia
(KBRI) Sofia, Aditya Timoranto, dalam keterangan persnya yang diterima ANTARA
News.
Acara itu selain dihadiri keluarga besar KBRI Sofia dan warga negara Indonesia di Bulgaria juga dihadiri kalangan diplomatik, antara lain Dubes Afganistan, Mohammad Daoud Panjshiri, Dubes Pakistan, dan Kausar Ahsan Iqbal, Ketua Klub Nusantara warga Bulgaria pencinta Indonesia, Krassin Himmirski, dan beberapa anggotanya termasuk mantan Dubes Bulgaria untuk Nigeria, Petar Konstantinov. Sebelumnya, staf KBRI dan warga negara Indonesia di Bulgaria melakukan Shalat Idul Fitri bersama di KBRI, dan bertindak sebagat khatib Minister Counselor Ekonomi KBRI, Adi Hartomo.
Open house Idul Fitri diisi dengan kegiatan yang unik yaitu memilih Taman Nasional Pulau Komodo sebagaiNew Seven Wonders of Nature secara online dimana para tamu dan undangan melakukannya dengan menggunakan tujuh laptop yang disediakan secara khusus.
Sebagaimana di tahun-tahun sebelumnya, acara silaturahim itu diadakan untuk menyambut Idul Fitri sekaligus mengenalkan keunikan tradisi di Indonesia kepada kalangan diplomatik dan masyarakat Bulgaria.,
Dubes RI menjelaskan perayaan Idul Fitri di Indonesia memiliki keunikan tersendiri karena telah menjadi bagian dari tradisi nasional di mana orang Indonesia saling mengunjungi dan bermaaf-maafan.
Sajian khas Lebaran, seperti ketupat, opor ayam, sambel goreng krecek, gulai kambing, dan berbagai kue jajanan pasar juga dihidangkan dalam acara itu.
Idul Fitri, atau yang dikenal sebagai Ramazan Bayram di Bulgaria, 1431 H jatuh pada tanggal 9 September di Bulgaria. Mayoritas dari hampir delapan juta penduduk Bulgaria beragama Kristen Ortodox dan Muslim menempati urutan kedua terbanyak mencapai 13.
Acara itu selain dihadiri keluarga besar KBRI Sofia dan warga negara Indonesia di Bulgaria juga dihadiri kalangan diplomatik, antara lain Dubes Afganistan, Mohammad Daoud Panjshiri, Dubes Pakistan, dan Kausar Ahsan Iqbal, Ketua Klub Nusantara warga Bulgaria pencinta Indonesia, Krassin Himmirski, dan beberapa anggotanya termasuk mantan Dubes Bulgaria untuk Nigeria, Petar Konstantinov. Sebelumnya, staf KBRI dan warga negara Indonesia di Bulgaria melakukan Shalat Idul Fitri bersama di KBRI, dan bertindak sebagat khatib Minister Counselor Ekonomi KBRI, Adi Hartomo.
Open house Idul Fitri diisi dengan kegiatan yang unik yaitu memilih Taman Nasional Pulau Komodo sebagaiNew Seven Wonders of Nature secara online dimana para tamu dan undangan melakukannya dengan menggunakan tujuh laptop yang disediakan secara khusus.
Sebagaimana di tahun-tahun sebelumnya, acara silaturahim itu diadakan untuk menyambut Idul Fitri sekaligus mengenalkan keunikan tradisi di Indonesia kepada kalangan diplomatik dan masyarakat Bulgaria.,
Dubes RI menjelaskan perayaan Idul Fitri di Indonesia memiliki keunikan tersendiri karena telah menjadi bagian dari tradisi nasional di mana orang Indonesia saling mengunjungi dan bermaaf-maafan.
Sajian khas Lebaran, seperti ketupat, opor ayam, sambel goreng krecek, gulai kambing, dan berbagai kue jajanan pasar juga dihidangkan dalam acara itu.
Idul Fitri, atau yang dikenal sebagai Ramazan Bayram di Bulgaria, 1431 H jatuh pada tanggal 9 September di Bulgaria. Mayoritas dari hampir delapan juta penduduk Bulgaria beragama Kristen Ortodox dan Muslim menempati urutan kedua terbanyak mencapai 13.
Isu SARA Ancam
Kerukunan Antarumat Beragama
Minggu, 29 Juli 2012, 01:26 WIB
Wihdan Hidayat/Republika
Pilkada DKI
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum
Kerukunan Umat Beragama (FKUB) mengatakan isu SARA yang tengah merebak
menjelang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, mengancam kerukunan antar umat
beragama di wilayah ibu kota.
"Akhir-akhir ini, hari-hari di Jakarta selalu diwarnai oleh berbagai macam pesan singkat yang bersifat black campaign atau negative campaign," kata Ketua FKUB Ahmad Syafi'i Mufid dalam acara buka puasa bersama dengan cagub-cawagub DKI di kantor Panwaslu, Jakarta, Sabtu.
Menurut Syafi'i, ayat-ayat suci Al-quran tidak diperuntukkan sebagai senjata demi menjatuhkan salah satu pasangan kandidat cagub-cawagub. "Ajaran agama itu sesungguhnya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, semua ayat suci tidak boleh digunakan untuk menjelek-jelekkan atau menjatuhkan satu sama lain," ujar Syafi'i.
Syafi'i juga mengatakan perilaku yang mencerminkan "black campaign" atau kampanye negatif, seperti memainkan isu SARA merupakan perilaku yang tidak baik.
"Terlebih kalau isu SARA ini sampai ke generasi muda, maka akan sangat berbahaya bagi mereka. Konflik antar budaya dan agama itu merupakan awal dari terbentuknya segala prasangka negatif," kata Syafi'i.
Syafi'i menghimbau kepada kedua pasangan calon agar tidak menggunakan isu SARA dalam kampanye, dan sebaiknya masyarakat tidak terpancing dengan isu SARA tersebut.
"Jadi, mari kita semua bersama-sama menolak black campaign dan negative campaign secara terang-terangan, sehingga kita bisa hidup dengan tenang dan bahagia di ibu kota ini," ucap Syafi'i.
Selain ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta Ramdansyah, dalam acara tersebut hadir pula sejumlah pemuka agama yang tergabung dalam FKUB, antara lain Walubi, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), serta Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Akhir-akhir ini, hari-hari di Jakarta selalu diwarnai oleh berbagai macam pesan singkat yang bersifat black campaign atau negative campaign," kata Ketua FKUB Ahmad Syafi'i Mufid dalam acara buka puasa bersama dengan cagub-cawagub DKI di kantor Panwaslu, Jakarta, Sabtu.
Menurut Syafi'i, ayat-ayat suci Al-quran tidak diperuntukkan sebagai senjata demi menjatuhkan salah satu pasangan kandidat cagub-cawagub. "Ajaran agama itu sesungguhnya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, semua ayat suci tidak boleh digunakan untuk menjelek-jelekkan atau menjatuhkan satu sama lain," ujar Syafi'i.
Syafi'i juga mengatakan perilaku yang mencerminkan "black campaign" atau kampanye negatif, seperti memainkan isu SARA merupakan perilaku yang tidak baik.
"Terlebih kalau isu SARA ini sampai ke generasi muda, maka akan sangat berbahaya bagi mereka. Konflik antar budaya dan agama itu merupakan awal dari terbentuknya segala prasangka negatif," kata Syafi'i.
Syafi'i menghimbau kepada kedua pasangan calon agar tidak menggunakan isu SARA dalam kampanye, dan sebaiknya masyarakat tidak terpancing dengan isu SARA tersebut.
"Jadi, mari kita semua bersama-sama menolak black campaign dan negative campaign secara terang-terangan, sehingga kita bisa hidup dengan tenang dan bahagia di ibu kota ini," ucap Syafi'i.
Selain ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta Ramdansyah, dalam acara tersebut hadir pula sejumlah pemuka agama yang tergabung dalam FKUB, antara lain Walubi, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), serta Majelis Ulama Indonesia (MUI).
KERUSUHAN
DI JALAN AMPERA
Ini merupakan berita heboh lainya
yang terjadi hari ini, dimana sekelompok orang terlibat bentrok di jl. ampera
tepatnya di Pengadilan Negri jakarta selatan, dan dalam bentrokan tersebut
terdapat 3 orang korban meninggal, Penyebab bentrokan ini adalah kasus
blowfish, belum usai kasus kerusuhan tarakan ada lagi bentrok masa di jl ampera ini.
Satu regu polisi yang berjumlah lebih dari 30 orang itu kini berdiri di Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Rabu (29/9/2010).
Petugas menghadap ke arah Cilandak atau Jalan TB Simatupang. Polisi bersenjata lengkap dengan tameng itu tampak bersiaga. Di arah itulah, sekelompok orang tampak mengacung-ngacungkan pedang dan parang. Sesekali mereka masih melemparkan batu ke arah petugas.
Sementara di sisi ke arah Kemang, sekelompok orang juga masih tampak mengacung-ngacungkan senjata. Tampak seorang laki-laki berjaket kuning yang terluka di bagian kaki. Laki-laki itu terkena tembakan di kaki. Hingga pukul 13.50 WIB, suasana di Jalan Ampera Raya yang kini ditutup masih mencekam. Polisi yang diterjunkan terus ditambah untuk mengantisipasi bentrok yang lebih besar.
Sebelumnya, bentrok kasus Blowfish juga telah terjadi. Pada Rabu 22 September, terdakwa kasus Blowfish, Bernadus Melala dan Kanor Lolo, diamuk penonton sidang dari kubu yang berbeda. Polisi sempat beberapa kali melepaskan tembakan peringatan.
Perkelahian di Blowfish, klub kongkow elite di Jakarta yang bertempat di Plaza City, terjadi pada 4 April 2010 lalu.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar kala itu mengatakan peristiwa itu berlatar belakang kekesalan petugas keamanan yang sebelumnya dipukul pengunjung karena tak tersedianya meja. Dalam bentrokan itu, M Soleh meninggal disusul oleh temannya, Yopi Inggratubun yang meninggal 2 minggu kemudian setelah dirawat di RS Medistra. Ini sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai pancasila. Dimana nilai-nilai tersebut?
Satu regu polisi yang berjumlah lebih dari 30 orang itu kini berdiri di Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Rabu (29/9/2010).
Petugas menghadap ke arah Cilandak atau Jalan TB Simatupang. Polisi bersenjata lengkap dengan tameng itu tampak bersiaga. Di arah itulah, sekelompok orang tampak mengacung-ngacungkan pedang dan parang. Sesekali mereka masih melemparkan batu ke arah petugas.
Sementara di sisi ke arah Kemang, sekelompok orang juga masih tampak mengacung-ngacungkan senjata. Tampak seorang laki-laki berjaket kuning yang terluka di bagian kaki. Laki-laki itu terkena tembakan di kaki. Hingga pukul 13.50 WIB, suasana di Jalan Ampera Raya yang kini ditutup masih mencekam. Polisi yang diterjunkan terus ditambah untuk mengantisipasi bentrok yang lebih besar.
Sebelumnya, bentrok kasus Blowfish juga telah terjadi. Pada Rabu 22 September, terdakwa kasus Blowfish, Bernadus Melala dan Kanor Lolo, diamuk penonton sidang dari kubu yang berbeda. Polisi sempat beberapa kali melepaskan tembakan peringatan.
Perkelahian di Blowfish, klub kongkow elite di Jakarta yang bertempat di Plaza City, terjadi pada 4 April 2010 lalu.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar kala itu mengatakan peristiwa itu berlatar belakang kekesalan petugas keamanan yang sebelumnya dipukul pengunjung karena tak tersedianya meja. Dalam bentrokan itu, M Soleh meninggal disusul oleh temannya, Yopi Inggratubun yang meninggal 2 minggu kemudian setelah dirawat di RS Medistra. Ini sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai pancasila. Dimana nilai-nilai tersebut?
Berikut ini nama-nama korban meninggal dalam pertikaian di jalan ampera depan PN jakarta selatan ini:
1. Agustinus Tomazoa (49), kelahiran Ambon. Dia adalah warga Kramatjati RT 6 RW 9. Tewas di Wash Laundry dengan luka tembak dan muka dibacok.
2. Saefudin (48), kelahiran Medan tahun 1962. Dia warga Kebon Nanas RT 3 RW 1 Panunggangan Utara, Pinang, Tangerang, tewas di depan kantor Medco dengan kedua tangan putus.
3. Jefry, tewas di depan rumah makan Ampera dengan luka bacok.
Sedangkan satu korban tewas lain adalah Frederik Philo Letlet (23), kelahiran Merauke. Dia tewas di RS JMC saat hendak diberi pertolongan medis. Namun sayang, tidak berhasil.
Semua korban tewas sudah dievakuasi ke RS Kramat Jati. Korban tewas terakhir yang dibawa adalah Agustinus pada pukul 14.45 WIB. Sementara darah masih berceceran di sejumlah tempat di Jl Ampera Raya, Jaksel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar